Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Model Pembelajaran Luring Pengganti Daring


Sudah menjadi topik bahasan tersendiri di kalangan ibu-ibu, ketika semua tempat umum seperti mall, swalayan, pasar, dan lainnya sudah dibuka namun sekolah belum memperbolehkan siswanya masuk. Hal ini membuat kaum ibu-ibu mengeluh dan mencuitkan berbagai macam kendala yang dihadapi di media sosial. 

Mulai dari anak yang membangkang, tidak mau mengerjakan, bahkan tidak peduli dengan tugas yang telah diberikan oleh guru melalui aplikasi online. Hal ini kerap membuat orang tua dan anak menjadi bertengkar, sehingga tugas tidak selesai tapi malah membuat masalah baru. 

Dalam melakukan pembelajaran secara online guru juga dituntut untuk mengetahui kemampuan siswa, dan juga latar belakang siswa secara finansial. Dalam lingkungan pedesaan, tidak semua siswa difasilitasi hp atau gadget oleh orang tuanya. 

Karena latar belakang yang kurang mampu, siswa juga mengalami kesulitan ketika melakukan kegiatan belajar. Sehingga siswa tersebut harus mencari tahu sendiri informasi tentang tugas atau materi yang diberikan oleh guru kepada teman-temannya. 

Sebenarnya kegiatan belajar daring tidak harus dilakukan setiap hari, guru dapat menyiasati pembelajaran secara luring (luar jaringan). Diantara pembelajaran melalui luring yakni: menggunakan media buku siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), TV, Radio, atau bahkan guru juga dapat berkeliling menuju beberapa rumah siswa untuk mengadakan pembelajaran secara luring. 

Berikut beberapa kegiatan luring yang dapat menjadi solusi bagi siswa yang minim fasilitas daring: 

1. Buku Siswa


Salah satu media yang mudah dan dimiliki oleh semua siswa yaitu buku siswa. Buku siswa ini dapat menjadi batu loncatan yang utama ketika siswa tidak memiliki hp atau jaringan internet yang minim. 

Dengan buku siswa, guru dapat memberi tugas secara terstruktur. Misal ketika pembelajaran hari pertama, guru memberi informasi melalui pesan whatsapp atau pesan bahwa tugas setiap hari sesuai dengan latihan soal yang ada pada buku siswa. Sehingga guru dapat menentukan satu hari yang dikhususkan untuk mengumpulkan hasil setiap minggu sekali. 

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)


Solusi lain ketika memutuskan melakukan pembelajaran melalui sistem luring dapat menggunakan LKS. Lembar Kerja Siswa biasanya berupa evaluasi-evaluasi soal yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan atau pemahaman siswa. 

LKS biasanya menjadi pendamping buku siswa. Dimana buku siswa berisi materi yang dipelajari dan LKS merupakan pelengkap untuk mengukur tingkat kemampuan melalui soal-soal yang akan dikerjakan. 

3. Televisi


Sebagaimana diketahui bahwa hampir semua rumah sudah pasti memiliki televisi. Pembelajaran melalui Televisi biasanya ada pada chanel TVRI yang didesain khusus seputar pendidikan. 

Namun pembelajaran ini sebenarnya kurang efektif, karena saluran TVRI di sekitar pedesaan umumnya kurang jelas akibat medan yang tidak terjangkau. Selain itu, materi yang diberikan juga kurang mewakili dari apa yang harus dipelajari anak sesuai dengan tingkatan kelas dan tujuan pembelajaran.

Guru juga dapat memanfaatkan Televisi sebagai media untuk mencari berita atau informasi yang dapat diakses oleh siswa. 

4. Radio



Media ini bisa dibilang media pada jaman dahulu, namun siswa juga dapat mengambil manfaat dari radio sebagai media pemberi informasi. Pada zaman dahulu hampir semua rumah memiliki radio, namun saat ini radio lebih difungsikan sebagai media pemutar lagu daripada media informasi tentang pendidikan. Hanya beberapa saluran radio saja yang dapat memberi informasi tentang pendidikan secara detail. 

5. Guru keliling (Guling)


Cara yang ke lima ini bisa dibilang cara yang cukup efektif untuk kegiatan belajar secara luring. Dalam satu sekolah tentunya memiliki siswa dari berbagai dusun. Dari sinilah dapat diambil jalan tengah, yakni berkunjung ke rumah beberapa siswa pada setiap dusunnya. Siswa yang ada pada satu dusun dikumpulkan menjadi satu, tentunya dengan standar keamanan yang telah disepakati bersama. 

Beberapa siswa yang sudah berkumpul dalam rumah salah satu siswa tersebut dapat diberi pembelajaran sebagaimana pembelajaran saat di sekolah. Disinilah peran guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu yang telah diperolehnya. 

Pembelajaran secara guling ini dapat dilakukan sebanyak satu minggu sekali, sebagai waktu untuk evaluasi terhadap kemampuan siswa. Guru juga dapat menggilir siswa mana yang butuh diberi materi secara langsung. 

Beberapa model pembelajaran secara luring di atas dapat menjadi pilihan atas masalah yang kini dialami oleh siswa dan guru. Dengan begitu guru dan siswa dapat menyelesaikan kewajibannya masing-masing dengan tanggung jawab dan tanpa beban. 
Azza Blog
Azza Blog Pengajar di MI Muhammadiyah 1 Plabuhanrejo

Posting Komentar untuk "5 Model Pembelajaran Luring Pengganti Daring"