5 Tips Menghadapi Gaya Parenting Keluarga yang Berbeda

Pola asuh yang dilakukan setiap keluarga selalu berbeda-beda, dan inilah yang selanjutnya akan disebut sebagai gaya parenting.

Gaya parenting yang dilakukan ayah dan bunda, dapat saja berbeda dengan gaya parenting yang diberikan oleh om dan tante, kakek dan nenek, bahkan bapak dan ibu guru.

Perbedaan gaya parenting ini pada satu titik terkadang dapat membuat anak bingung mana yang harus ia ikuti. Sebagai contoh, ketika ayah dan bunda melarang anak untuk makan permen namun tidak jarang kakek dan nenek justru membelikan mereka beragam jenis permen. Disini anak juga akan bingung, mengapa ayah bunda melarang namun tidak dengan kakek nenek? Pertanyaan itulah yang akan muncul pada benak si kecil.

Dalam keadaan seperti itu, anda sebagai orang tuanya perlu menghadapinya dengan santai tanpa melibatkan amarah. Lakukan beberapa tips di bawah ini, agar anda mampu menjadi orang tua yang bijak dalam kondisi apapun.

Tips menghadapi gaya parenting keluarga yang berbeda-beda

1. Bersikap Fleksibel

Tips menghadapi gaya parenting yang pertama ialah dengan bersikap fleksibel. Ketika anak berada di rumah, sudah pasti itu menjadi tanggung jawab anda sebagai orang tua. Namun akan berbeda tema ketika anak berada di rumah nenek. Dimana nenek selalu terkenal dengan gaya parenting yang cenderung memanjakan anak.

Sikap fleksibel harus anda terapkan ketika anak tidak berada di bawah tanggung jawab anda. Misalnya ketika anak-anak di bawah pengawasan nenek yaitu di rumah nenek, maka anda sebagai bunda harus legowo terhadap apa yang dilakukan nenek kepada anak.

Anda dapat melanjutkan prinsip anda yang berbeda dengan yang diajarjan nenek dan kakek di rumah. Nasehati akan apa yang menjadi pendapat anda ketika anda sedang bersama dengan anak.

2. Berprasangka baik

Sudah menjadi kewajiban semua orang untuk selalu berprasangka baik kepada siapapun. Dengan prasangka yang baik anda akan lebih mampu untuk mengendalikan emosi. Itulah tips kedua ketika menghadapi gaya parenting yang berbeda.

Gaya parenting yang berbeda inilah yang nantinya akan menguji seberapa jauh anda memiliki kesabaran dan prasangka yang baik. Selalu berprasangka bahwa apapun yang dilakukan oleh orang tua di sekitar anak adalah hal yang terbaik, dengan begitu anda mampu menghargai usaha orang lain.

3. Hindari Mengkritik

Mengkritik sebenarnya dapat saja diartikan sebagai hal yang positif. Namun akan berarti negatif jika cara penilaiannya berbeda. Ketiaka ada orang lain yang memberi gaya parenting berbeda kepada anak anda, sebaiknya anda menjaga lisan anda dari kalimat kritikan.

Bagaimanapun juga anda perlu menghargai orang tersebut dengan gaya parenting yang dimilikinya. Mengkritik akan menjadikan orang salah paham, seakan hanya anda yang betul dan orang tersebut salah. Ketika kondisi benar-benar harus memunculkan kritikan, setidaknya gunakan kata-kata yang halus agar tidak menyinggung perasaannya.

4. Sadari Batasannya

Sudah bukan hal yang baru ketika anak anda lebih menurut pada orang lain dibanding dengan anda sebagai orang tuanya. Hal ini terkadang dipengaruhi gaya parenting yang anda berikan berbeda dan sulit diterima oleh anak.

Ketika berada dalam kondisi seperti ini, sebaiknya anda tidak terlalu mengambil hati. Anda hanya perlu mengontrol kondisi hati anda dengan mengetahui batasan, dimana batasan ini dapat diartikan hubungan anda dengan orang yang dijadikan panutan oleh anak.

5. Ajak Untuk Lebih Tau Informasi Terbaru

Informasi atau ilmu yang anda miliki terkadang tidak sama dengan pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga lainnya. Tips menghadapi gaya parenting ini lebih kepada melihat seberapa jauh pengetahuan yang anda miliki.

Sebagai orang tua, anda harus bijak dalam menghadapi ilmu baru yang belum anda pahami secara sempurna dengan ilmu yang anda miliki. Sebagaimana pepatah mengatakan, bahwa belajar tidak mengenal usia.

Uraian mengenai 5 tips mengatasi gaya parenting yang berbeda di atas dapat anda jadikan sebagai sumber refrensi dalam menghadapi perbedaan yang muncul ketika mendidik anak. Tetap miliki pemikiran yang terbuka dan tentunya bukan pemikiran yang kolot, agar ilmu yang anda terapkan dalam mendidik anak dapat tepat dan sesuai dengan yang anda harapkan.