Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Serba Serbi ANBK Tingkat SD/MI, Efektifkah?

Pelaksanaan ANBK


ANBK menjadi viral di dunia pendidikan akhir akhir ini. Sebagaimana dengan Surat Edaran yang telah terbit mengenai peniadaan Ujian Nasional dan juga Ujian Kesetaraan sejak tahun 2020/2021, kini jenis ujian yang digunakan adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). 

Perlu anda ketahui bahwa pada dasarnya Asesmen Nasional ini digunakan untuk memantau dan juga mengevaluasi sebuah sistem pendidikan dasar dan menengah. Namun prestasi siswa itu sendiri tentunya dievaluasi oleh pendidik dan satuan pendidikan. 

Asesmen nasional sendiri terbagi menjadi AKM Literasi-Numerasi, Survei karakter dan juga survei lingkungan belajar. Kompetensi dasar yang diperlukan oleh murid sebenarnya mengacu pada literasi membaca dan juga numerasi, dimana kecakapan tersebut dapat menjadi modal bagi peserta didik agar dapat belajar sepanjang hayat dan berkontribusi terhadap masyarakat. 

Saat ini istilah AKM tengah bergeser menjadi ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer). Sesuai dengan namanya, penilaian ANBK tentunya menggunakan media berupa komputer atau laptop. Mungkin bagi siswa tingkat SMP dan juga SMA sudah tidak asing lagi dengan media komputer ataupun laptop, namun bagi siswa tingkat SD/MI akan menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Kesulitan Penerapan ANBK tingkat SD/MI

1. Minimnya SDM

Poin paling penting yang pertama sebenarnya berasal dari tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh siswa. Banyaknya siswa yang masih minim akan tekologi atau cara mengoperasikan komputer menjadi masalah utama dalam topik kali ini. 

Siswa yang berada dalam daerah terpencil atau pedesaan tentunya tidak sepenuhnya paham mengenai apa itu komputer dan cara mengoperasikannya. Menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi siswa, orang tua, dan juga guru untuk mencari solusi terbaik. 

Banyak sekolah tingkat SD/MI yang mulai tahun ini menggalakkan akan pentingnya belajar mengoperasikan komputer. Hal ini lebih ditekankan pada penguasaan siswa terhadap mouse, keyboard, dan juga cara input data diri ke komputer. Sebenarnya ini tidak hanya menjadi masalah pada satu atau dua sekolah, hampir seluruh sekolah mengalami masalah yang sama. 

2. Kesiapan Sarana

Poin kedua yang menjadi bagian dari sulitnya penerapan ANBK di tingkat SD/MI ialah berupa sarana yang ada di sekolah tersebut. Sarana berupa komputer yang memadai dan selaras dengan kebutuhan siswa menjadi problem yang juga sama sama dihadapi. 

Meskipun sistem ANBK dapat dilakukan dengan menumpang di sekolah lain ataupun di sekolah tingkat atas, namun tidak dapat menjadi solusi yang tepat. Pihak sekolah kemudian dihimbau oleh dinas untuk menyesuaikan keadaan sekolah dengan kepemiliki sarana yang sesungguhnya. 

3. Pemahaman Siswa Terhadap Materi

Poin selanjutnya yaitu mengenai pemahaman siswa akan materi ANBK yang kini cukup dibilang rumit. Bacaan yang panjang menjadi sebuah tantangan bagi siswa untuk menaklukkannya. Kabarnya satu soal saja ada yang memiliki bacaan kurang lebih 500 kata. 

Sebagaimana yang telah diinformasikan, bahwa ANBK tingkat SD/MI diikuti oleh siswa kelas 5, yang tentunya telah mengalami gemblengan di saat masih kelas 4 SD. 

Soal ANBK sendiri terdiri dari pengetahuan 20%, Soal Aplikasi 50% dan juga penalaran 30%. Soal ini akan dikelompokkan sesuai dengan porsi literasi, numerasi, dan juga survey karakter. 

ANBK tingkat SD diikuti oleh maksimal 30 siswa kelas 5, dengan basis acak oleh Kemendikbud. Moda pelaksanaannya yaitu daring atau semi daring. ANBK ini dilaksanakan selama 2 jadwal atau kurang lebih 4 hari berturut-turut. 

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, begitupun juga dengan kualitas pendidikan di Indonesia. Bagaimanapun juga, tujuan dari adanya ANBK sendiri juga mempengaruhi SDM dari calon penerus bangsa. Diharapkan dengan adanya ANBK siswa dapat mengikuti perkembangan teknologi disertai dengan kemajuan karakter positif. 

Adanya Asesmen nasional ini juga menuntut guru dan juga seluruh pejuang yang ada dalam dunia pendidikan untuk terus mengembangkan kreatifitas. Demi berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami soal literasi numerasi, maka guru juga kini memiliki tugas untuk memasukkan kegiatan literasi numerasi pada pembelajaran. RPP literasi numerasi juga menjadi salah satu alat untuk mempersiapkan semua komponen yang dibutuhkan, baik siswa, guru dan juga media yang digunakan. 

Azza Blog
Azza Blog Pengajar di MI Muhammadiyah 1 Plabuhanrejo

Posting Komentar untuk "Serba Serbi ANBK Tingkat SD/MI, Efektifkah?"