Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Tidak Membeda-bedakan Siswa Selama Proses Pembelajaran


Membeda-bedakan siswa bisa memiliki dua buah pengertian, yaitu positif dan negatif. Namun sebagaimana yang banyak orang pikirkan bahwa membeda-bedakan siswa cenderung ke arah negatif. Di sinilah peran seorang guru yang sebenarnya menjadi sorotan banyak wali siswa mengenai perkembangan anak didiknya. 

Guru yang baik tentunya mampu memberikan rasa nyaman dan juga aman kepada siswa yang mereka bimbing. Pada dasarnya semua siswa memiliki hak untuk diperlakukan sama oleh seorang guru, tanpa memperdulikan latar belakang keluarga maupun prestasi yang siswa miliki. 

Persamaan perlakuan antara siswa yang satu dengan siswa lainnya inilah yang nantinya menyinggung tentang keadilan dari seorang guru. Banyak yang mengatakan bahwa perlakuan adil ialah perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan siswa yang satu dengan lainnya. Namun, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi. Artinya, adil sebenarnya bukan semata mata semua memiliki porsi yang sama, namun lebih kepada mendapatkan perlakuan yang semestinya sesuai dengan kemampuan dan juga bakat yang dimiliki oleh siswa. Inilah yang nantinya akan membuka pemikiran kita semua mengenai arti dari membeda-bedakan dari sudut pandang yang positif. 

Makna Membeda-bedakan Siswa dari Sisi Positif

Dari sisi lain sebaiknya kita mengesampingkan membed-bedakan siswa dari sisi yang negatif. Maksud dari kata membeda-bedakan siswa dari segi positif ialah mampu memberikan hak siswa atau mampu melayani dan juga memfasilitasi siswa sesuai dengan kebutuhannya. Pada dasarnya semua orang juga tau, bahwa setiap siswa memiliki karakter, tingkat intelegensi, kreatifitas, dan juga sisi lain yang berbeda. 

Penting bagi seorang guru untuk membedakan siswa dalam arti ingin memberikan sebuah pelayanan dan juga penanganan yang sesuai agar siswa tersebut mampu berkembang. Sehingga muncul sebuah istilah mengobati penyakit sesuai obatnya. 

Siswa yang memiliki karakter pendiam, tentunya berbeda cara mengatasinya bila dibandingkan dengan mengatasi siswa yang memiliki karakter aktif. Nah, inilah peran guru untuk membuat sebuah penanganan yang pas kepada siswa, baik itu dari strategi maupun metode dalam mengajar. 

Makna Membeda-bedakan siswa dari Sisi Negatif

Banyak orang tua yang juga mengeluhkan mengenai cerita dari seorang anak yang merasa dikucilkan bahkan tidak dipedulikan oleh gurunya. Sehingga orang tua berkesimpulan mengenai guru yang suka membeda-bedakan siswa baik dari sisi prestasi akademik maupun dari sisi latar belakang orang tua. 

Anggapan tersebut akan selamanya bernilai negatif apabila tidak ada kesadaran dari kedua belah pihak, baik dari seorang guru maupun dari orang tua. Wali siswa atau orang tua dari siswa tentunya menginginkan agar anaknya mendapatkan perlakuan positif di sekolah saat belajar. Namun pada kenyataannya masih banyak kesalah pahaman yang terjadi antara guru dan orang tua mengenai sikap membeda-bedakan anaknya. 

Dari sudut pandang lain, dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai dampak dari membeda-bedakan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Berikut penjelasannya. 

Dampak Membeda-bedakan Siswa dari Sudut Pandang yang Negatif

Munculnya rasa cemburu antar siswa

Setiap siswa tentunya berhak menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat dan juga mereka rasakan. Artinya, seorang siswa tidak bisa disalahkan begitu saja ketika mereka merasa tidak dipedulikan oleh guru. Hal ini dapat terjadi salah satunya karena siswa tersebut sedang membutuhkan perhatian khusus ketika seorang guru sedang membantu siswa lainnya untuk memahami pembelajaran yang berlangsung. 

Kecemburuan yang muncul dari satu anak tentunya dapat menyebar dan juga mempengaruhi teman lainnya, sehingga muncul rasa saling cemburu di antara mereka. Inilah dampak negatif yang muncul dan paling menonjol ketika adanya sikap membeda-bedakan anak. 

Hilangnya sikap toleransi

Apabila sudah saling cemburu dan juga iri, tentunya rasa toleransi atau rasa saling menghargai juga akan berkurang. Secara tidak langsung akan muncul sikap individualisme di antara mereka. Para siswa akan mementingkan diri sendiri dan tidak peduli terhadap teman maupun lingkungan sekitar. 

Berkurangnya semangat belajar sebagian siswa

Sebagian siswa tentunya akan merasa tidak bersemangat dalam belajar. Hal ini karena guru dianggap dominan dan lebih fokus kepada sekelompok siswa saja. Sehingga siswa yang lain merasa tidak diperhatikan dan akhirnya asyik dengan dunianya sendiri. Mereka cenderung membuat kesibukan sendiri dibandingkan mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. 

Adanya Respon Negatif Wali Siswa

Tidak cukup terjadi dampak negatif di lingkungan siswa, bahkan wali siswa juga bisa sampai turun tangan. Mendengarkan cerita dari anak, tentunya orang tua akan merasa iba dan akhirnya memilih jalan pintas untuk menemui guru yang mengajar. Wali siswa menemui guru tentunya ingin menyampaikan apa yang telah dirasakan oleh anaknya, dan berharap agar seorang guru tersebut mampu memberi solusi dan juga cara mengajar yang lebih baik lagi. 

Pandangan Buruk Masyarakat Terhadap Guru

Masalah membeda bedakan siswa ini juga dapat berujung mengenai pandangan masyarakat yang buruk kepada seorang guru. Sehingga citra seorang guru akan kurang bagus dan akhirnya muncul perasaan tidak tenang ketika menitipkan anaknya di sekolah. 

Cara Menjadi Guru Profesional

Agar kemungkinan buruk di atas tidak terjadi, tentunya membutuhkan cara yang tepat bagi seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran salah satunya yaitu menjadi guru profesional. 

Menjadi guru profesional sudah pasti perlu melakukan beberapa hal-hal tertentu yang mampu membuat suasana belajar menjadi nyaman. Berikut beberapa tips agar mampu menjadi seorang guru yang profesional. 

Menguasai Materi

Sebagai seorang guru yang profesional sudah sebaiknya anda menguasai materi yang akan anda ajarkan kepada siswa. Menguasai materi merupakan sebuah langkah penting dalam kegiatan mentransfer ilmu kepada siswa. Melalui materi yang anda kuasai tentunya akan semakin mudah untuk menjelaskan kepada siswa secara detail mengenai materi yang dibahas. 

Mampu Menjadi Contoh

Guru profesional tentunya tidak hanya bertugas untuk mengajar ataupun menyebutkan contoh. Tapi lebih tepatnya memberikan contoh yang sesuai agar siswa mencontoh apa yang anda lakukan, dimana saat ini siswa akan melakukan sebuah kebaikan mengenai apa yang dia lihat. 

Bersikap Adil

Kata adil juga tidak bisa dikatakan sama rata. Melainkan sesuai dengan porsi yang seharusnya. Guru yang bersikap adil tentunya memberikan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Ada siswa yang memang membutuhkan penananganan khusus, ada juga siswa yang cukup dijelaskan sekali sudah paham. Disinilah guru sebenarnya dituntut untuk adil, tidak hanya berfokus pada siswa yang mampu saja. 

Memahami Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa sudah pasti tidak sama dalam satu kelas. Artinya beragam karakter dan juga kebiasaan yang dilakukan siswa tentu berbeda-beda. Ada siswa yang cara belajarnya lebih nyaman menggunakan metode tanya jawab, ada yang lebih suka bereksperimen, ada yang suka suasana kelas yang ramai, dan ada yang suka cara belajar dengan fokus tanpa sebuah ice breaking. 

Menyatukan keberagaman karakter siswa itu memang sebuah hal yang mudah, apalagi jika jumlah siswa juga banyak. Namun tetap saja, anda sebagi seorang guru yang profesional sebaiknya mampu memahami karakter siswa untuk dapat menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang baik

Itu tadi beberapa uraian mengenai pentingnya tidak membeda-bedakan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Agar nantinya tercipta kegiatan belajar yang nyaman, maka sebaiknya anda sebagai seorang guru mengatur strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kelas anda. 

Azza Blog
Azza Blog Pengajar di MI Muhammadiyah 1 Plabuhanrejo

Posting Komentar untuk "Pentingnya Tidak Membeda-bedakan Siswa Selama Proses Pembelajaran"